Total Tayangan Halaman

Senin, 29 Oktober 2012

soeara pemuda untuk perubahan

Standard

suara pemuda untuk perubahan iklim

Sekelompok pemuda yang usianya berkisar 16 - 25 tahun nampak selalu memadati areal Civil Society Forum, mereka nampak konsen dalam setiap workshop yang digelar oleh CSO. Sementara disekitar areal sidang pun tidak kalah ramainya kaum muda mendominasi pertemuan2 side event. Meski mereka tidak hanya menjadi peserta dari NGO namun banyak pula yang terlihat ikut dalam rombongan delegasi negaranya,maklumlah forum PBB kali ini menempatkan secara khusus adanya kaukus pemuda yang digarap untuk mendengarkan suara2 dari pemuda dalam rangka merespon isu pemanasan global. Sebab dengan kesadarannya maka kaum muda sebenarnya menjadi penentu arah kedepan bumi ini, seorang pemuda asal kanada bernama Dani yang kebetulan ia menjadi delegasi pemuda dari Kanada mengungkapkan bahwa "pemuda harus memikirkan bumi terlebih dahulu bukan kekuasaan ataupun politik sebab bumi kita harus diselamatkan" petikan beliau ketika berbincang2 sejenak menjelang side event tanggal 5 desember.

Di kesempatan lain aktivis WALHI mengatakan bahwa anak muda sekarang terlalu terbawa oleh arus pop culture dan budaya penyeragaman sehingga identitasnya menjadi seragam hal ini disampaikan ketika menyampaikan kalimat dalam workshop yang berlangsung dalam CSO compound ketika sedang memberikan penjelasan mengenai perubahan iklim kepada kaukus pemuda. Sedangkan dalam pertemuan side event lainnya mengenai leading be inspired DR. Emil Salim sebagai pemimpin delegasi Indonesia menyatakan bahwa kaum muda saat ini sudah waktunya untuk memikir masa depan bukan hal2 jangka pendek seperti pemilu dan politik tahun 2009 kita harus menuju ke depan, dan dalam pesan penutupnya ia mengatakan jadikanlah generasi muda saat ini menjadi generasi harapan dan langsung mendapat tepukan tangan meriah dari audiens yang hadir. Aktif, konsen, dan pedulinya kaum muda dalam pertemuan ini harus dijadikan motor terdepan untuk bergerak secara nyata mengenai perubahan iklim dan jangan dijadikan mereka hanya sebagai komoditas kampanye sesaat agar meramaikan aksi konferensi tersebut. Sebab kaum muda inilah yang menjadi kena dampak berpengaruh dari proses alam pemanasan global dan ini dapat terkena hingga sektor kehidupan mereka yang paling kecil. Apa yang telah dilakukan dengan mendidik kaum muda mengenai perubahan harus dibarengkan dengan cara2 langkah yang tepat untuk memasang kaum muda menjadi garda terdepan dalam rangka mencegah terhadinya pemanasan global yang lebih parah. Suara kaum muda ini jangan hanya yang berada dalam konferensi saja melainkan dari luar arena pun perlu didengungkan sebab kalo kita mau bicara hal terdekat saja anak muda di pulau bali sendiri belum banyak yang memahami secara penuh apa itu perubahan iklim atau pun pemanasan global. Ini perlu dipikirkan oleh para peserta baik itu delegasi ataupun NGO.

0 komentar:

yu


cicak

yudha kristianto. Diberdayakan oleh Blogger.